Powered By Blogger

Kamis, 07 April 2011

Menjemput Hari Esok

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Luqman[31]:34).
Hari esok, hari yang akan datang, kita tidak tahu apakah kita masih mengalaminya atau tidak? Apakah umur kita akan sampai menjemput hari esok? Apakah kita sendiri yang justru terlebih dahulu harus pergi meninggalkan dunia ini…Tidak ada seorang pun yang tahu tentang waktu yang akan dilalui keculai Allah SWT. Mengapa dirahasikan? sebabnya ialah :
Pertama: Agar menusia mengetahui kedudukan dirinya, yaitu bahwa manusia tidak memiliki daya dan upaya. Manusia hanya mengikuti qudrah dan iradah Allah SWT. Manusia tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk menentukan nasibnya sendiri. Hanya Allah yang menentukannya. Manusia hanyalah memiliki daya untuk berusaha. Allah memberikan pilihan kepada manusia sebagai jalan ibadahnya, jalan ketaatannya.
Kedua: Agar manusia memiliki etika terhadap Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan mengikuti sunah Rasulullah SAW.
Setiap amal amal ibadah harus mengikuti aturan dan etika. Jangan hanya mengejar sah nya saja atas sebuah ibadah. Seperti pakaian dalam shalat. Shalat akan tetap sah walau hanya menggunakan kain sarung sebagai penutup aurat. Ada tata karma berupa rukun dan syarat yang akan menciptakan kekhusyukan dalam shalat. Misalnya memakai pakai yang bersih dan rapi. Kita harus khusuk dalam menghadap Allah dan yakin bahwa ibadah itu bertujuan untuk menggapai ridha-Nya.
Ketiga: Agar manusia waspada menggunakan hati, menjaga kecenderungan hati, dan menata mata hati agar tidak terpeleset atau salah memandang.
Ali ibn Abi Thalib berkata,”Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan melupakan akhirat.”
Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar